Tulisan Yang Telah Dimuat Di Media-Galeri Foto Jejak P. Ramlee di Pulau Penang

Jika Anda ke Penang, saya sarankan untuk dapat sejenak berkunjung ke Museum Rumah Tua P. Ramlee yang sering disebut masyarakat Pulau Penang dengan nama Monument Aceh. Museum Rumah Tua P. Ramlee ini terletak di wilayah pulau Asri. Rumah berbentuk panggung ini jika sekilas kita perhatikan akan terlihat sangat kental dengan gaya dan Arsitektur khas Aceh.

Reportase - Tugas Individu - Tingkat Kekerasan Terhadap Perempuan Aceh

Banda Aceh— Aceh Womens for Peace Foundation (AWPF) bersama Gemasastrin FKIP Unsyiah menggelar kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan di Auditorium FKIP Unsyiah, Senin (25/11/2013). Kampanye ini digelar untuk mencegah banyaknya kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan.



Kampanye anti kekerasan ini dihadiri oleh seratusan siswa, mahasiswa dan berbagai kalangan lainnya. Hadir sebagai narasumber dalam kampanye itu yaitu Direktur AWPF Irma Sari dan Presidium Balai Syura Inong Aceh, Suraya Kamaruzzaman. Kampanye ini juga diisi dengan teater, pembacaan puisi dan nonton film Batas.
Direktur Aceh Womens for Peace Foundation (AWPF), Irma Sari, mengatakan, saat ini, angka kekerasan yang terjadi terhadap perempuan di Aceh masih tergolong sangat tinggi. “Angka kekerasan sangat tinggi di Aceh,” kata Irma.
Sementara Suraya Kamaruzzaman, mengharapkan agar masyarakat yang mengalami tindak kekerasan itu untuk melapor ke pihak berwajib maupun lembaga terkait. “Agar  kasus kekerasan tidak lagi menimpa perempuan,” jelasnya.

Resensi - Tugas Pribadi - Film Batas

Film ‘Batas’ adalah sebuah film yang menceritakan dimana sebuah daerah yang dekat dengan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia. Film ini mengangkat kondisi masyarakat dan pendidikan anak negeri di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia tersebut.



Kisahnya berawal dari sebuah perusahaan yang mengirim beberapa guru ke sebuah desa yang ada didekat perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia dan tidak ada seorang pun guru yang betah untuk tinggal di desa tersebut. Dan kemudian perusahaan itu mengutus seorang bernama jaleswari untuk menyukseskan program corporate social responsibility (CSR) di bidang pendidikan ke Provinisi Kalimantan Barat, Kabupaten Pontianak, di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
Dari semua guru yang pernah di utus untuk mengajar di daerah tersebut hanya Adeus yang mampu bertahan, itupun karena dia seorang pemuda asli dari desa yang bernama Entikong tersebut.
Adeus pernah putus asa untuk mengajar karena seorang bernama Otik yang menginginkan warga di desa itu tetap bodoh. Kebodohan warga dimanfaatkan supaya mereka terus memimpikan “surga” yang ada di negeri sebelah. Jaleswari yang akhirnya mengembalikan semangat Adeus agar kembali siap mengajar anak-anak di desa itu.
Dengan adanya pemimpin suku yang tegas dan menginginkan anak-anak di daerah tersebut mempunyai pendidikan dan anak-anak yang mempunyai keinginan yang besar untuk menimba ilmu serta ditambah lagi dengan semangat seorang perempuan bernama Jaleswari itu memotivasi Adeus untuk mengajar kembali anak-anak di daerah tersebut.

Menurut saya film ini merupakan film yang bagus karena di dalam film tersebut ditayangkan sebuah daerah yang dekat dengan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia, yang mana daerah itu sangat jauh tertinggal disegala bidang, khususnya dibidang pendidikan dan fasilitas public seperti listrik dan lainnya dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia . Hal ini dapat membuat pemerintah pusat yang ada di Jakarta untuk menyadari bahwa masih ada beberapa daerah yang ada di Indonesia yang mana masyarakatnya tidak bisa menikmati hidup sebagaimana masyarakat yang ada di daerah-daerah lain. Dan semoga pemerintah pusat memperhatikan seluruh pelosok wilayah Indonesia tanpa terkecuali.

Namun, setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Film ‘Batas’ ini juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain judulnya yang tidak sesuai dengan ceritanya. Cerita dari film tersebut lebih kepada masalah pendidikan di daerah Entikong bukan mengenai “batas” wilayah Negara Indonesia dengan Malaysia. Dan cerita yang pada terakhir juga tidak nyambung karena pada awalnya film ini menceritakan masalah social, namun pada akhirnya film ini sudah menceritakan masalah cinta, yang mana jaleswari ini mencintai seorang intel yang bertugas di daerah perbatasan itu.

PowerPoint-Tugas Kelompok-Reportase


Reportase merupakan kegiatan dari dunia jurnalistik yang berupa pencarian data dan fakta secara mendalam sehingga dapat mengantarkan masyarakat kepada satu kesimpulan pendapat melalui berbagai media elektronik maupun media cetak. Reportase mendalam akan lebih mampu mengungkapkan dari pada sekedar laporan faktual. Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.

Unduh file PPT berikut tentang Reportase Slide Penulisan Kreatif kelompok 9

Makalah - Tugas Kelompok - Reportase

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Kehadiran media massa di tengah perkembangan Ilmu dan teknologi semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada khalayak pun harus semakin cepat dan tepat. Ketidaktepatan informasi yang sampai kepada khalayak akan menimbulkan ketidakpercayaan khalayak terhadap media massa tersebut dan ketidak tepatan menyampaikan informasi akan mengurangi kepercayaan pembaca. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, menuntut kita sebagai manusia untuk memperoleh pengetahuan yang luas dengan memilih segala bentuk informasi penting melalui dari berbagai media. Reportase merupakan salah satu sumber informasi yang dianggap penting untuk di konsumsi. Selain itu, untuk memeperoleh informasi yang akurat, maka reportase lah solusinya. Berangkat dari permasalahan di atas, perlu kiranya kita mengkaji tentang reportase yang kami mulai dari pengertian sampai teknik penulisan reportase yang baik.            


1.2  Rumusan Masalah

Apa pengertian reportase?
Apa saja jenis-jenis reportase?
Apa saja strategi materi dalam reportase?
Bagaimana bentuk arus informasi dalam reportase ?
Bagaimana jenis kelayakan berita dalam reportase ?
Bagaimana tahapan-tahapan dalam menulis berita dalam reportase ?
Bagaimana teknik menulis hasil reportase?


Reportase - Tugas Pribadi - PLTD Apung Bukti Keganasan Tsunami

PAGI itu, Minggu (26/12/2004). Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 7.00 WIB saat kapal berbobot mati 2.600 ton itu merapat ke Pelabuhan Ulee  Lheue untuk mengisi bahan bakar. Didalam kapal itu, ada tujuh orang karyawan. PLTD Apung, begitulah nama kapal itu. Setelah kapal itu merapat ke pelabuhan, tiba-tiba bumi bergoncang hebat. Awak kapal panik. Berselang 30 menit kemudian, Air laut surut sekira 1,5 kilometer. Kapal itu berubah jadi miring. Enam dari tujuh karyawan kapal itu berhamburan keluar kapal untuk menyelamatkan diri.

PLTD Apung sebelum dan sesudah tsunami

“Satu orang tidak keluar karena sedang tertidur,” kata Pemandu Kapal PLTD Apung, Gibran Alqausar, saat ditemui pada Selasa (25/12/2012).
Sejurus kemudian, air laut yang tadi surut itu berubah menjadi ganas dengan gelombang besar. Air laut yang belakangan diketahui bernama tsunami itu turut menyapu seluruh benda yang ada di depannya. Kapal yang baru bersandar itupun tak luput dari kerasnya terjangan tsunami. Kapal itu turut dibawa kedaratan bersama dengan benda-benda lainnya.
Deriansyah, salah seorang karyawan kapal yang tidak turun karena tertidur itu kemudian terbangun kala kapal sedang dibawa arus. “Sedangkan enam karyawan lainnya menjadi korban tsunami. Hanya Deri yang selamat karena tidak turun dari kapal,” cerita Gibran.
Alhasil, kapal berbobot mati 2.600 ton dengan panjang 63 meter itu berlabuh di Desa Punge Blangcut, Kecamatan Jayabaru, Banda Aceh. Kapal itu digiring ombak raya ke tengah pemukiman warga sekitar 5 kilometer dari tempat berlabuh semula, Pelabuhan Ulee Lheue.
Saat tsunami meluluhlantakkan Aceh, tak sedikit warga yang selamat akibat menumpangi kapal itu. Warga yang berada di atas rumah langsung lompat ke atas kapal kala melihat kapal itu sedang digiring ke daratan.
Gempa berkekuatan 9,3 skala richter yang menyebabkan.gelombang dahsyat itu menyebabkan sekitar 200 ribu warga Aceh meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

Kini, kapal yang dulunya difungsikan sebagai pembangkit listrik itu sudah menjadi sebagai salah satu objek wisata tsunami di bumi serambi Mekkah.
Saban hari, ratusan pengunjung berdatangan ke kapal ini untuk menyaksikan dahsyatnya tsunami yang meluluhlantakkan Aceh sembilan tahun lalu itu.
“Yang paling banyak datang ke sini yaitu wisatawan asing dan dari dalam negeri banyak juga,” jelas Gibran.
Objek wisata kapal apung ini resmi dibuka kembali untuk umum sejak 4 April 2012. Rehap lokasi itu dimulai Juli 2011 silam dengan dana dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Setelah rehab itu, situs tsunami ini sudah memiliki pagar dan bangunan yang lebih tertata.
Berada di atas kapal, pengunjung dapat melihat sebagian kota Banda Aceh dan dapat mengetahui berapa jauh kapal itu diseret ombak tsunami. Sebab, dari lantai kapal setinggi 20 meter itu akan terlihat laut dan dermaga Ulee Lheue.
Di dalam komplek kapal itu berlabuh sekarang, juga dibangun sebuah museum foto yang menampilkan detik-detik tsunami Aceh. Foto mayat-mayat korban tsunami yang tergeletak dijalan maupun puing-puing sisa tsunami turut dipajang dala m museum itu. ”Museum foto ini agar wisatawan yang dapat melihat peristiwa tsunami yang melanda Aceh,” ungkapnya.
Tak sedikit pengunjung yang meneteskan air mata kala melihat foto-foto yang dipajang itu. “Semoga tsunami bisa jadi pelajaran bagi kita,” kata Husna, salah seorang pengunjung asal Medan.
Husna yang baru kali ini datang ke Aceh itu mengaku tak menyangka bahwa kapal seberat 2.600 ton itu berlabuh di pemukiman padat penduduk. “Itulah kehendak Allah. Ini harus jadi pelajaran bagi kita semua,” ungkapnya.

Tempat wisata itu dibuka saban hari sejak pukul 10.00.WIB sampai sekitar pukul 21.00 WIB. “Malam akhir pekan, jadwalnya kadang sampai tengah malam,” ungkap Gibran.

Artikel - Tugas Pribadi - Tradisi Meugang Masyarakat Aceh

Makmeugang atau Uroe Meugang adalah salah satu tradisi dalam masyarakat Aceh yang telah ada sejak ratusan tahun lalu yang dimulai pada masa Sultan Iskandar Muda, makmeugang itu sendiri berupa kegiatan membeli, mengolah dan memakan daging bersama-sama dalam menyambut hari-hari besar islam. Makmeugang ini biasanya dilaksanakan masyarakat aceh tiga kali dalam setahun, yaitu pada saat menyambut datangnya bulan suci ramadhan, hari raya idul fitri, serta menyambut hari raya idul adha.

Ilustrasi meugang masyarakat Aceh

Setiap warga aceh akan membeli daging meugang pada saat menyambut hari-hari besar islam, semua kalangan akan membeli daging, baik itu kalangan menengah ke bawah dan menengah ke atas, bahkan yang tidak mampu pun akan berusaha untuk medapatkan daging meugang agar mereka bisa menikmatinya bersama keluarga mereka sebagai mana keluarga-keluarga yang lain pada umumnya. Daging yang dibeli masyarakat aceh biasanya adalah daging sapi atau lembu, tetapi, jika ada orang yang tidak mampu membeli daging, biasanya mereka merayakan meugang ini dengan menyembelih hewan peliharaannya seperti ayam, bebek dan ternak lainnya.

Suasana aceh begitu meriah  saat datangnya hari meugang ini. Para ibu-ibu rela bangun lebih awal untuk membeli daging dihari meugang. Semua ibu-ibu akan kelihatan sibuk untuk mempersiapkan hidangan meugang untuk para keluarganya.

Meugang merupakan hari yang sangat istimewa bagi masyarakat aceh. Oleh karena itu semua masyarakat aceh sangat antusias untuk merayakannya, setiap mereka akan membeli daging baik itu dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah yang besar, tergantung dari  keberadaan ekonomi masyarakat aceh itu sendiri. Sangking istimewanya hari meugang itu apabila ada keluarga yang tidak mampu untuk merayakan meugang ini maka mereka akan menjual sedikit dari barang yang mereka punyai untuk membeli daging meugang.

Opini - Tugas Pribadi - TNI, Antara Mempertahankan Negara dan Pembuat Onar

Tentara Nasional Indonesia atau biasanya disingkat dengan TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan, dalam menjalankan tugasnya TNI berpijak pada kebijakan dan keputusan politik negara. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

ilustrasi

Selain untuk berperang, tugas TNI adalah mengatasi gerakan separatis bersenjata, mengatasi pemberontakan bersenjata, mengatasi aksi terorisme, mengamankan wilayah perbatasan, mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis, melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri, mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta, membantu tugas pemerintahan di daerah, membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang, membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue) serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

Sementara dalam bidang reformasi internal, TNI sampai saat ini masih terus melaksanakan reformasi internalnya sesuai dengan tuntutan reformasi nasional. TNI tetap pada komitmennya menjaga agar reformasi internal dapat mencapai sasaran yang diinginkan dalam mewujudkan Indonesia baru yang lebih baik dimasa yang akan datang dalam bingkai tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun terkadang, banyak penyelewengan dalam menjalankan tugas sering kali membuat para aparat TNI terpaksa bertindak diluar batas kewajaran, baik karena disengaja ataupun tidak, misalnya siswa yang bercakap tidak wajar kepada aparat sering kali membuat mereka berang, ini tentu tidak lepas dari kurangnya perhatian yang diberikan dari orang tua siswa membuat anak-anak di zaman sekarang ini sudah terbiasa dengan mengumpat dan berkata kotor, dengan tidak adanya pengontrolan yang ketat dari orang tua anak-anak yang mempunyai kebiasaan meniru apa saja yang dikatakan oleh orang-orang yang ada disekitarnya atau meniru apa yang dikatakan oleh temannya.

Wajar saja jika siswa-siswa mengucap kata kotor kepada anggota TNI dan diberi hukuman yang pantas kepada mereka, tetapi hukumannya masih dalam batas kewajaran, misalnya dengan memberi hukuman membersihkan toilet dan lain sebagainya dengan tidak melakukan tindakan kekerasan yang melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia. Terkadang tidak dapat dipungkiri juga ada kesalahan-kesalahan dalam bekerja, TNI  merasa bahwa mereka adalah orang yang lebih hebat dibandingkan masyarakat sipil dan remaja-remaja, sehingga mereka keliru dalam mengambil tindakan ketika masyarakat sipil khususnya remaja yang melakukan kesalahan terhadap mereka.

Dalam menjalankan tugas, setiap aparatur Negara apalagi  di bidang pertahanan Negara, profesionalitas harus ditingkatkan untuk mewujudkan sebuah kinerja yang hebat dalam tubuh Negara, mendapat sorotan dari public dan bahkan dari anak-anak sekalipun tidak lah menjadi sebuah alasan untuk bertindak sewenang-wenang dalam bertugas. Hukum dan UU Negara telah mengatur semua bagaimana sebuah badan hukum dan sebuah aparatur Negara dijalankan. Ketika oknum TNI tidak mampu untuk mengontrol emosinya dalam mengatur kerjanya, itu artinya mereka telah menunjukkan kelemahan TNI sendiri dan menjadi sebuah pandangan yang tidak baik yang akan dimunculkan ke public, dan itu berakibat fatal yang akan memunculkan sebuah image negative akan timbul untuk aparat TNI, walau sebenarnya yang melakukan itu hanyalah oknum dari TNI tersebut, bisa saja masyarakat akan menganggap TNI hanya sebagai ‘pembuat onar’, hal ini sangat mudah timbul apabila TNI dan para aparat lainnya tidak mampu meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugasnya.